05 August 2009

COMPUTER GENERATED IMAGERY (CGI)

Computer Generated Imagery atau dikenal dengan singkatan CGI merupakan pencitraan yang dihasilkan komputer. Dapat juga dikatakan sebagai penggunaan grafik komputer (atau lebih tepatnya, grafik komputer 3D) dalam efek spesial. CGI digunakan dalam film, acara televisi dan iklan, dan juga media cetak. Permainan video umumnya menggunakan grafik komputer waktu - nyata (jarang disebut sebagai CGI), namun juga sering menggunakan "adegan tengah" (cutscene) yang telah dirender dan film-film pembuka yang mirip dengan penggunaan CGI. Ini dinamakan Full Motion Video (FMV).




Masih ingatkah dengan film ”Toy Story” (1995)? Film debutan Pixar yang dibiayai dan dipasarkan The Walt Disney Company ini merupakan film pertama yang secara penuh menggunakan teknologi komputer. Sejak saat itu studio animasi digital lain seperti Blue Sky Studios (Fox), DNA Productions (Paramount Pictures and Warner Bros.), Onation Studios (Paramount Pictures), Sony Pictures Animation (Columbia Pictures), DreamWorks, dan yang lainnya mengikuti jejak Pixar dalam pembuatan film mengan menggunakan teknologi digital.

Sejak menjamurnya film-film kreatif, masyarakat kemudian lebih akrab dan kagum akan teknologi digital yang digunakan dalam proses pembuatannya. Kunci pembuatan film-film ini adalah sebuah aplikasi komputer grafis yang disebut computer generated imagery (CGI). Dengan perangkat lunak ini bisa diciptakan gambar 3D lengkap dengan berbagai efek yang dikehendaki. Beberapa software CGI populer antara lain Art of Illusion (bisa di-download di sourceforce.net), Maya, Blender, dan lain-lain.

CGI 2D
CGI 2D dipakai pertama kali pada film ”Westworld” (1973) karya novelis scifi Michael Crichton dan sekuelnya ”Futureworld” (1976) menggunakan CGI 3D untuk membuat tangan dan wajah yang dikerjakan oleh Edwin Catmull, ahli komputer grafik dari New York Institute of Technology (NYIT). Tapi, tidak semua film berhasil memberikan sentuhan animasi yang bagus. Film ”Tron” (1982) dan ”The Last Starfighter” (1984) termasuk yang gagal karena efek yang mereka berikan kelihatan sekali buatan komputer.

Revolution
Teknologi CGI biasa dipakai dalam pembuatan film, program televisi, dan beberapa iklan komersial, termasuk media cetak. Aplikasi ini memberikan kualitas grafis yang sangat tinggi dengan efek yang lebih terkontrol daripada metode konvensional seperti membuat miniatur untuk pembuatan adegan kecelakaan yang dramatis atau menambah aktor figuran untuk menggambarkan suasana keramaian penuh sesak.

Pada tahun 1991 film ”Terminator 2: Judgement Day” yang dibintangi Gubernur California sekarang Arnold Schwarzeneger membuat decak kagum penonton dengan efek morphing (perubahan dari satu wajah/bentuk ke wajah/bentuk yang lain secara halus) dan liquid metal si penjahat pada beberapa aksinya.

Dua tahun kemudian film legendaris tentang dinosaurus, ”Jurassic Park” juga memberikan efek visual yang mengagumkan pada makhluk purba itu sehingga tampak betul-betul hidup. ”Jurassic Park” membawa revolusi pada industri perfilman dan Hollywood bertransisi dari animasi konvensional menjadi teknik digital.

Digital Grading
CGI semakin mendarah daging dalam industri perfilman modern selanjutnya. Mulai tahun 2000-an, CGI memegang peran dominan untuk pemberian efek visual pada sebuah film. Teknologinya pun berkembang sehingga memungkinkan dalam sebuah adegan berbahaya, sang aktor digantikan oleh aktor ciptaan komputer dengan perbedaan yang tidak kentara. Figuran yang diciptakan dengan komputer seperti menciptakan adegan keramaian penuh sesak, tentu dengan bantuan perangkat lunak simulasi.

Salah satu efek CGI dalam film yang kurang dikenal, namun penting, adalah digital grading. Dengan efek ini warna asli hasil shooting direvisi menggunakan perangkat lunak untuk memberikan kesan sesuai dengan skenario. Contohnya wajah Sean Bean (pemeran Boromir) dalam ”The Lord of the Rings: the Two Tower” ketika mati dibuat lebih pucat. Jadi, tidak dengan trik kosmetik, tetapi dengan polesan komputer.

Dalam pembuatan mimik wajah yang bisa mengekspresikan perasaan haru, sedih, ataupun gembira pada tokoh, merupakan animasi komputer yang mengkombinasikan vektor grafik dengan pergerakan yang sudah terprogram. Bagian-bagian utama seperti pada wajah, tangan, kaki, dll terdiri dari sejumlah variabel animasi yang akan dikendalikan dengan pemberian nilai tertentu untuk menampilkan ekspresi atau mimik wajah yang dikehendaki.

Tokoh Woody dalam ”Toy Story” terdiri dari 700 variabel animasi dengan 100 variabelnya sendiri untuk wajahnya saja. Jadi, tidak heran berbagai ekspresi wajah seperti tertawa, terkejut, dan sedih bisa dibuat dengan mempermainkan 100 variabel tadi.

Expensive
Sekumpulan variabel dengan nilai yang berubah pada setiap frame yang ditampilkan berurutan menjadi kontrol pergerakan figur tersebut. Hebatnya, animator ”Toy Story” mengendalikan variabel-variabel animasinya secara manual. Bisa jadi, bagi seorang animator yang berbakat, terampil dan berpengalaman malah menghasilkan efek yang lebih bagus dibanding acting orang asli.

Jika dilihat dari ukurannya, satu frame CGI untuk film biasanya dibuat berukuran 1,4–6 megapiksel. Contohnya, ”Toy Story” berukuran 1536 x 922 (1,42 megapiksel). Bayangkan saja, ternyata waktu yang dibutuhkan untuk rendering tiap frame sekira 2-3 jam, bahkan bisa 10 kali lebih lama untuk menciptakan adegan yang sangat kompleks. Meskipun kecepatan CPU makin tinggi, tidak banyak mengubah waktu yang dibutuhkan karena mereka akan membuat adegan yang lebih kompleks lagi untuk hasil yang lebih bagus lagi. Kendati demikian, dengan peningkatan eksponensial kecepatan CPU, teknologi CGI juga makin potensial ke depan.

Sebagai gambaran, untuk pembuatan film ”Madagascar”, para teknisi menggunakan 2.500 komputer Linux Cluster yang dipasang di dua studio Dream Works dan lab penelitian komputer Hewlett Packard di Palo Alto, California. Komputer sebanyak itu digunakan untuk ”tugas besar” siang malam rendering frame demi frame film berukuran gigabit. Untuk membuat film ”Madagascar” sampai jadi, dibutuhkan waktu lebih dari 11 juta jam.


Tidak semua film ciptaan komputer berjalan mulus menjadi box office di pasaran. Contohnya, film yang dikembangkan dari sebuah game yaitu ”Final Fantasy: The Spirit Within” (2001). Meski terkenal sebagai film pertama yang menciptakan tokoh manusia dengan CGI, tapi pasar tak antusias menyambutnya. Tak heran bila setelah produksi ke-2 ”Final Flight of the Osiris” sebuah film pendek sebagai prolog film ”The Matrix Reloaded”, Square Pictures gulung tikar.
Pengembangan teknologi CGI terus dilaporkan setiap tahun pada konferensi tahunan SIGGRAPH mengenai komputer grafis dan teknik interaktif yang dihadiri oleh puluhan ribu profesional komputer. Di sini para tokoh di balik penciptaan animasi-animasi bertemu. Bukan hal yang tidak mungkin suatu hari kelak para animator Indonesia pun akan banyak berbicara di pentas dunia.

27 July 2009

3,5 G ; GSMvsCDMA

EFEK PENGGUNAAN TEKNOLOGI 3.5G

Teknologi 3.5G, teknologi transmisi data dengan berbasis HSDPA (High-Speed Downlink Package Access) merupakan teknologi lanjutan dari 3.5G. teknologi ini memberikan layanan suara, video, maupun akses sembilan kali lebih cepat daripada teknologi 3.5G umumnya.

EFEK PENGGUNAAN TEKNOLOGI 3.5G
(sisi positif)
Teknologi 3.5G memerikan berbagai kemudahan dan keefisiensian aktivitas dalam masyarakat modern saat ini. Dengan adanya teknologi berkecepatan tinggi ini, memnjadikan suatu kemudaha tersendiri bagi penggunanya. Pengguna dapat men-download gambar, video, suara, melakukan video calling, mengirmkan e-mail, dengan sangat cepat dan kualitas yang sangat baik. Bahkan teknologi ini juga sangat mendukung dunia pendidikan. Saat ini telah diterbitkan buku pelajaran resmi untuk anak-anak sekolah dasar maupun sekolah lanjutan dalam format digital. Tentu saja, teknologi 3.5G akan sangat membantu siswa untuk mengunduh buku ini. karena waktu download semakin singkat, maka diharapkan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat/pengguna lebih ekonomis.

(sisi negatif)
Kemunculan teknologi 3.5G menciptakan teknologi yang benar-benar membantu manusia dalam segala hal. Namun dalam hal ‘membantu’ aktivitas manusia tersebut, terdapat efek negatif khususnya dari sisi sosial kemasyarakatan. Dengan teknologi yang begitu memudahkan aktivitas menimbulkan ketergantungan dari penggunanya. Dari ketergantungan itulah muncul suatu dampak negatif, misalnya segala sesuatu yang bisa dimediasi oleh teknologi 3.5G tidak akan dilakukan lagi di dunia nyata dengan saling berinteraksi.
Di sisi lain, teknologi ini dapat juga merugikan pengusaha warnet. Hal ini dikarenakan, dengan kemudahan yang disuguhkan teknologi 3.5G dapat dengan mudah diakses melalui telepon seluler yang memiliki teknologi 3.5G sehingga pengguna tidak perlu ke warnet. Nah, dengan demikian maka penghasilan pengusaha warnet pun menurun. Selain itu, pornografi pun dapat menyebar secara luas. Dengan Fitur video call, bukan tidak mungkin mereka bakal saling berselingkuh jarak jauh dengan perantara video call, bahkan bias juga menjadi media bisnis “esek-esek” dengan memanfaatkan fasilitas video streaming.



UNTUNG MANA SIH? PAKE GSM ATAU CDMA???

Tarif pulsa GSM mencapai 8–20 kali lebih mahal daripada tarif telpon lokal. Padahal orang yang dihubungi masih berada di kota yang sama sedangkan tarif CDMA hanya berkisar Rp150-Rp.300/menit. Berbicara seputar tarif, tarif GSM memang jauh lebih mahal daripada tarif CDMA.
Demikian pula dengan koneksi internet. Saat ini, telah banyak ponsel berbasis CDMA yang menyuguhkan fasilitas internet. Bahkan, semua ponsel CDMA Nokia sudah mendukung high speed internet CDMA 1X RTT 153Kbps. Atau dengan lain 3 kali lebih cepat dibanding koneksi internet biasa dengan menggunakan modem 56k, maupun GPRS.
Dari beberapa pernyataan di atas saya menyimpulkan bahwa pemakaian CDMA lebih menguntungkan daripada GSM.

-ameL-

14 July 2009

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TELEPON SELULER


Telepon seluler, atau yang sering kita sebut handphone –HP- merupakan salah satu teknologi yang sangat pesat perkembangannya. Telepon seluler adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line yang konvensional namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Telepon seluler (ponsel) biasa juga dikenal dengan sebutan handphone (disingkat HP) atau telepon genggam.

Cikal bakal telepon seluler merupakan telepon temuan Alexander Graham Bell. Pada saat tinggal di London, Bell sempat belajar tentang percobaan yang dilakukan oleh Herman Ludwig von Helmholtz berupa tuning fork dan magnet yang dapat menghasilkan bunyi yang terdengar nyaring. Kemudian baru pada tahun 1865 Bell mempelajari lebih mendalam tentang suara yang keluar dari mulut saat berbicara.

Seiring berjalannya waktu, Bell pun makin menggemari hal-hal yang berkaitan dengan bunyi-bunyian. Semakin dalam ia memahami tentang bunyi-bunyian, maka ia pun memiliki keinginan untuk menciptakan suatu alat komunikasi dengan transmisi gelombang listrik. Akhirnya terciptalah karya Bell sebuah pesawat penerima telepon dan pemancar yang bentuknya berupa sebuah piringan hitam tipis yang dipasang di depan electromagnet. Baru pada tanggal 14 Februari 1876 Bell mematenkan hasil penemuannya, tapi oleh US Patent Office penemuan Bell ini baru resmi dipatenkan pada tanggal 7 Maret untuk “electric speaking telephone”.

Perubahan telepon menjadi telepon seluler memang bukanlah dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, saat zaman modernisasi muncul, semakin modern masa ini, maka semakin cepat pula perkembangan telepon menjadi telepon seluler. Pada tahun 1910 adalah cikal bakal telepon seluler yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson -pendiri perusahaan Ericsson, kini dikenal dengan perusahaan Sony Ericsson yang kala itu memfokuskan diri terhadap bidang bisnis peralatan telegraf.

Pada tahun 1921 pertama kalinya Departemen Kepolisian Detroit Michigan menggunakan teleopn mobile yang terpasang di semua mobil polisi dengan menggunakan freuensi 2 MHz. Pada tahun 1945, diperkenalkan mobile phone “OG” yang kemampuan beroperasinya masih minim, yaitu tidak bisa mengganti frekuensi ketika pengguna berpindah dari satu jaringan ke jaringan lain. Pada tahun 1947, Bell Labs mengajukan konsep penggunaan jaringan hexagonal yang kemudian dikembangkan pada tahun 1960an. Namun pada periode perang dunia kedua atau sekitar tahun 1950an, jaringan telepon radio telepon telah digunakan oleh kalangan militer. Pada tahun 1960, di Finlandia, berdiri sebuah perusahaan elejtronik “Nokia” sebagai handset telepon seluler. Perusahaan tersebut bernama Fennis Cable Works dan berbisnis di bidang kabel. Tahun 1969, sistem telekomunikasi seluler dikomersialkan.

Perkembangan teknologi telepon seluler sangat cepat. Bahkan saat ini, telepon seluler bukan lagi sekedar alat komunikasi. Telepon seluler telah dilengkapi dengan berbagi fitur-fitur pelengkap seperti kamera digital, radio, LCD berwarna dengan resolusi tinggi, handphone menjadi perangkat yang canggih dan pintar.

Telepon seluler berkembang dengan teknologi wireless diantaranya AMPS (Advance Mobile Phone System), GSM (Global System for Mobile system) dan CDMA ( Code Division Multiple Access).

AMPS merupakan generasi pertama pada teknologi selular. Sistem ini berada pada Band 800 Mhz, yang menggunakan 2 sirkuit yang terintergrasikan dari Computer Dedicated dan System Switch. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz - 894 Mhz. AMPS di operasikan pada Band 800 Mhz sehingga tidak memungkinkan adanya fitur seperti e-mail dan browsing, serta masih kekurangan dalam segi kualitas suara. Inilah yang menjadi kendala, sehingga sistem ini tidak berkembang dan ditinggalkan setelah teknologi digital berkembang.

GSM merupakan generasi kedua AMPS. GSM pertamakali dikeluarkan tahun 1991 dan berkembang pata 1993 dengan diadopsi oleh beberapa negara seperti Afrika Selatan, Australia, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Sistem digital dalam GSM memungkinkan perkembangan telepon seluler dengan sangat pesat. GSM adalah system telekomunikasi bergerak dengan menggunakan system selular digital. GSM pertama kali dibuat diperuntukan untuk menjadi system telekomunikasi bergerak yang memiliki cakupan internasional yang berdasarkan pada teknologi Multyplexing Time Division Multiple access (TDMA). GSM menggunakan frekuensi standart 900Mhz dan frekuensi 1800Mhz dengan nama Personal Communication Network. GSM juga menyediakan layanan pengiriman data dengan high speed yang menggunakan teknologi High Speed Circuit Switch Data (HSCSD) dengan rate 64 Kbps hingga 100 Kbps. Saat ini di Indonesia yang mengadopsi GSM sudah banyak, seperti Telkomsel, Exelkomindo, Satelindo, Indosat, dll.

CDMA merupakan generasi ketiga. Code Devision Multiple Access yang mengunakan sistem spectrum. Berbeda dengan GSM yang menggunakan Time Division Multiplexing. CDMA tidak memiliki frekuensi khusus pada setiap user. Setiap channel menggunakan spectrum yang tersedia secara penuh. CDMA merupakan perkembangan AMPS yang pertama kali digunakan oleh militer Amerika Serikat sebagai komunikasi Intelejen pada waktu perang. Perkembangan CDMA tidak secepat perkembangan GSM yang paling banyak diadopsi di berbagai macam negara. Di Indonesia untuk jaringan CDMA ditempati oleh PT.Mobile-8, Telecom, Telkomflexy dan Esia.


Tren komunikasi seluler mulai beralih kepada generasi berikutnya yang diprediksikan akan menjadi teknologi komunikasi seluler yang menjanjikan. Generasi 3G dan 3,5G -merupakan teknologi terbaru dalam dunia seluler. Generasi ini lebih dikenal dengan sebutan UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) atau WCDMA (Wideband – Coded Division Multiple Access). Kelebihan generasi terbaru ini terletak pada kecepatan transfer data yang mencapai 384 kbps di luar ruangan dan 2 Mbps untuk aplikasi indoor.

Saat ini, telepon seluler dapat menggantikan berbagai macam hal, peralatan, maupun kegiatan seseorang. Kita dapat mendengarkan musik, memotret, browsing internet, menonton TV, melakukan transaksi perbankan, membayar rekening listrik maupun tagihan-tagihan rutin lain, bahkan untuk melakukan komunikasi dua arah secara face to face dapat dilakukan hanya dengan alat kecil bernama handphone. Bahkan saat ini tidak begitu sulit menemukan telepon seluler dalam bentuk sangat kecil maupun dalam bentuk yang tidak lazim seperti jam tangan.

Meskipun berjuta kemudahan telah disajikan oleh telepon seluler, namun perkembangan telepon seluler ini tidak ada matinya. Para pengembang terus berusaha menjadikan telepon seluler yang makin canggih dan makin memudahkan penggunanya dalam menjalani aktivitas.



~ameL~

09 July 2009

TEORI SISTEM PERS SOVIET KOMUNIS

Teori pers Soviet Komunis berakar pada ajaran Marx melalui mutasi-mutasi Lenin dan Stalin. Marxisme mencoba untuk serba merangkum; merenungkan totalitas, melenyapkan subjektivisme dalam memilih pemikiran-pemikiran, mencoba mengungkapkan akar-akar yang sama dari semua pemikiran-pemikiran dan semua kecenderungan-kecenderungan yang berbeda. (Wilbur Schramm dkk; Four Theories of The Pers; hal. 86)
Konsep Marxis menyebutkan bahwa persatuan dan pembedaan secara jelas-jelas antara kebenaran dengan ketidakbenaran, tidak memungkinkan pers berfungsi sebagai lembaga keempat yang bebas mengkritik pemerintah dan bertindak sebagai forum diskusi bebas.
Pers komunis dianggap sebagai alat untuk menginterpretasikan doktrin, melaksanakan kebijakan-kebijakan kelas pekerja/partai militan.
Dalam sistem pers Soviet Komunis, pers tidak berfungsi sebagai lembaga keempat yang mengawasi, melaporkan, dan mengkritik tiga lembaga lainnya. Media adalah alat yang dikontrol negara melalui kontrol terhadap kemudahan material komunikasi. Media juga digunakan sebagai alat untuk menyampaikan kata-kata yang telah diinterpretasikan -oleh pemerintah. Selain itu, media juga harus digunakan sebagai alat perubahan sosial dan kontrol sosial.
Aktivitas media masa Soviet diatur oleh keputusan yang dibuat oleh badan-badan dan fungsinalis Partai Komunis. Surat keputusan tersebut mengenalkan “cara-cara sementara dan luar biasa untuk menghentikan aliran kotoran dan fitnah” dan tak pernah dicabut selama tujuh dasa warsa pemerintahan Soviet.
Sistem Pers Soviet menganut beberapa prinsip sebagai berikut:
Media Massa harus melayani kepentingan dan, dan berada dalam kontrol kelas pekerja.
Kalangan swasta tidak dibenarkan memiliki media.
Media harus selalu melakukan tugas fungsi positif bagi masyarakat dengan cara melakukan upaya sosialisasi norma-norma yang diinginkan, pendidikan, penerangan, motivasi dan mobilisasi.
Dalam menjalankan seluruh tugasnya kepada masyarakat, media harus tanggap terhadap kebutuhan dan keinginan khalayaknya.
Media harus memberikan pemikiran dan pandangan yang lengkap dan objektif mengenai masyarakat dan norma yang sesuai dengan ajaran Marxisme-Leninisme.
Wartawan adalah kalangan profesional yang bertanggung jawab yang memiliki tujuan dan cita-cita yang selaras dengan kepentingan utama masyarakat.
Media harus mendukung gerakan-gerakan progresif di dalam dan di luar negeri .

Kelebihan Sistem Pers Soviet Komunis
Pers benar-benar terkontrol penuh oleh pemerintah, sehingga memungkinkan kuatnya posisi otoritas dan wibawa pemerintah.
Konflik/perbedaan pendapat cenderung dapat tereduksi karena adanya otoritas pemerintah yang begitu kuat.
Pers, pemerintah, dan rakyat berada dalam satu muara kepentingan yang bereksplektasi pada kelanggengan ideologi komunis sehingga memungkinkan kondisi sosial, politik stabil.
Kekurangan Sistem Pers Soviet Komunis
Tidak adanya kontrol pers terhadap pemerintah.
Media tidak dapat menjadi saran hiburan karena media dituntut untuk menyajikan tayangan yang layak –hiburan/rekreasi dinilai sebagi hal yang tidak layak.
Pers tidak dapat bergerak secara leluasa karena pers mutlak menjadi perpanjangan tangan pemerintah.
Pemerintah menghalalkan segala cara untuk menghentikan alur informasi yang dianggap membahayakan negara.

TEORI SISTEM PERS TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Teori sistem pers tanggung jawab sosial pada dasarnya tidaklah jauh berbeda dengan sistem pers liberal. Perbedaannya terletak pada penekanan tanggung jawab sosial atas apa yang ditulis ataupun diberitakan. Dalam sistem pers liberal, pers lebih dibebaskan dalam menulis apapun ataupun memberitakan apapun (asal tidak melanggar norma yang dianut), akan tetapi dalam sistem pers tanggung jawab sosial ini, pers juga dituntut untuk bertanggung jawab atas tulisan/beritanya kepada publik.
Sistem pers tanggung jawab sosial merupakan suatu teori yang mempunyai asumsi utama bahwa kebebasan memiliki nilai yang sepadan dengan tanggung jawab atas kebebasan tersebut. Dengan kata lain, kebebasan dalam sistem ini bukanlah suatu kebebasan yang mutlak/absolut.
Fungsi media massa dalam sistem pers tanggung jawab sosial ini antara lain:
Melayani sistem politik dengan menyediakan informasi, diskusi, dan perdebatan tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat
Memberi penerangan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengatur dirinya sendiri
Menjadi penjaga hak-hak orang perorangan
Melayani sistem ekonomi dengan mempertemukan pembeli dengan penjual melalui media periklanan
Menyediakan hiburan
Mengusahakan sendiri biaya finansial

Kontrol terhadap media berlaku terhadap sistem ini. Kontrol media dilakukan oleh pemerintah, undang-undang, institusi, dan masyarakat sendiri. Jadi dalam sistem ini, masyarakat juga turut andil dalam mengontrol kebebasan media agar tidak melewati batasan-batasannya.
Sama seperti teori sistem pers yang lain, teori sistem pers tanggung jawab sosial ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan.
Kekurangannya antara lain:
Dengan adanya suatu lembaga/institusi yang bertanggung jawab untuk mengontrol pers, maka terkadang lembaga/institusi tersebut justru dijadikan kedok ‘penguasa’ untuk mengontrol media.
Dengan adanya sedikit batasan terhadap kebebasan media, terkadang justru mengakibatkan media mencari ‘jalan tikus’ dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan berita/informasi/fakta yang diinginkan.
Kelebihannya antara lain:
Masyarakat dapat mengungkapkan aspirasinya dengan bebas asal aspirasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Masyarakat dapatb turut mengontrol media.
Media dapat menjadi sarana masyarakat untuk mengontrol pemerintah.
Masyarakat dapat turut mengawasi serta mengontrol kinerja pemerintah.

29 June 2009

Kelemahan dan Kelebihan Sistem Pers Otoritarian dan Libertarian

KELEMAHAN
Sistem Pers Otoritarian
1.Dengan adanya kekangan dari pemerintah dalam berpendapat, masyarakat tidak dapat mengutarakan pendapatnya secara bebas, mereka terkukung dalam doktrin bahwa pemerintah tidak boleh dikritik.
2.Dengan tidak adanya fungsi pers sebagai pengawasan dan kontrol, masyarakat banyak dibohongi maupun dibodohi dengan keadaan yang terlihat. Selain itu, masyarakat juga tidak dapat mengawasi kinerja pemerintah serta tidak dapat mengontrol segala kebijaksanaan pemerintah.
3.Dengan terkekangnya pers, mengakibatkan tertutupinya suatu keboborokan dalam tubuh pemerintahan.

Sistem Pers Libertarian

1.Dengan kebebasan mengutarakan pendapat, masyarakat justru kebablasan dalam berpendapat.
2.Dengan adanya kebebasan dalam mengutarakan pendapat yang tanpa disertai pemahaman yang benar akan makna kebebasan itu, justru menjadikan pers sebagai ajang untuk saling menjatuhkan satu sama lain antara individu maupun kelompok yang bersengketa.
3.Dengan adanya kebebasan pers, terkadang hak individu sebagai sumber informasi diterjang begitu saja sehingga kebebasan pers tersebut justru melanggar hak seseorang.

KELEBIHAN
Sistem Pers Otoritarian
1.Dengan keterbatasan informasi, masyarakat justru merasakan kedamaian sebab mereka tidak mengetahui masalah yang ada.
2.Pers yang dikuasai penuh pemerintah, menjadikan pers hanya memberitakan kebaikan sehingga meminimalisir potensi konflik yang ada.
Sistem Pers Libertarian
1.Adanya kebebasan mengutarakan pendapat, menjadikan masyarakat dapat turun serta dalam segala kebijakan pemerintah, termasuk memberikan kritikan.
2.Dengan kebebasan pers, mayarakat dapat mengetahui segala macam informasi, termasuk kebobrokan pemerintahan.
3.Dengan adanya fungsi pers sebagai fungsi kontrol, maka masyarakat dapat memantau dan mengontrol kinerja pemerintahan.

Sistem Pers Otoritarian VS Sistem Pers Libertarian

Sistem Pers Otoritarian merupakan sistem pers dimana kepemilikan pers dikuasai oleh pemegang kekuasaan maupun pemerintahan. Dalam sistem pers otoritarian, hal-hal yang disampaikan tidak diperkenankan untuk mengkritisi maupun mengomentari pemerintahan, pers dalam sistem ini berupa perwujudan perpanjangan tangan pemerintah/penguasa.
Pers dalam sistem ini dikekang dan diatur ketat oleh pemerintah/penguasa. Peran utama pers yaitu kontrol sosial hampir tidak pernah dijalankan oleh pers. Pers lebih berperan sebagai penyambung lidah pemerintahan/penguasa.

Sistem Pers Libertarian, dalam sistem ini pers bukan instrument atau alat pemerintah/penguasa, melainkan sebuah alat untuk menyajikan bukti dan argument-argumen yang akan menjadi landasan bagi orang banyak untuk mengawasi pemerintahan dan menentukan sikap terhadap kebijaksanaannya. Dengan demikian, pers seharusnya bebas sari pengawasan dan pengaruh pemerintah.
Dalam sistem ini, masyarakat dapat menyampaikan pendapatnya sebebas mungkin asal tidak melanggar norma yang berlaku. Pers bukan merupakan perpanjangan tangan pemerintah/penguasa. Pers berdiri dengan cara masing-masing untuk mengutarakan pendapat masyarakat. Kritikan pada pemerintah/penguasa pun dapat disampaikan.

Implementasi
Saya mengambil contoh yang ringan saja. Seperti kasus Manohara yang beberapa pekan ini sangat hangat dibicarakan. Indonesia dengan sistem pers libertariannya sangat gencar memberitakan kasus penganiayaan yang dialami Manohara. Di sisi lain, pemberitaan di Malaysia sangat ‘adem-adem’ saja. Sebab Malaysia masih menggunakan sistem pers otoritarian, yang berarti membicarakan (negatif) penguasa (pihak Kerajaan Kelantan) adalah hal yang tidak boleh dilakukan.
Pers di Malaysia lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Pers Malaysia tidak pernah memberitakan hal-hal yang negatif tentang suasana negerinya sendiri. Berbeda dengan pers di Indonesia yang sangat gencar memberitakan hal-hal apapun meski berbau negatif bagi penguasa.